Tantangan Bahasa Indonesia dalam menghadapi era MEA

by 01.33 0 komentar
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi  perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor  budaya dan faktor daya modal.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas  perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN.
Negara-negara yang akan  ikut serta dalam proyek MEA ini antara lain adalah Brunei, Filipina , Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam. MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang adil, dan kawasan yang termasuk ke dalam ekonomi global. Dampak adanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak arus bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Dari gambaran dan dampak MEA di atas sebenarnya ada peluang dari adanya MEA yang bisa diraih Indonesia. Dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Indonesia juga memiliki kesempatan lebih besar untuk memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah.
Dilihat dari beberapa aspek, Indonesia dianggap belum siap dalam  menghadapi era MEA. Aspek utama yang menjadi alasan mengapa Indonesia belum siap menghadapi era MEA adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Ini dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia di Indonesia yang memiliki potensi untuk bersaing dengan Sumber Daya Manusia dari Negara-negara ASEAN lainnya. Namun hal ini bukanlah menjadi penghabat Indonesia untuk menghadapi era MEA. Sudah seharusnya pemerintah mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu caranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Serta meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka menghadapi era MEA.
Di suatu sisi Indonesia cukup berpotensi untuk menhadapi era MEA. Alasanya adalah Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki banyak potensi alam di dalamnya. Jadi pada dasarnya faktor utama yang mendukung Indonesia untuk menghadapi era MEA ini adalah Sumber Daya Alam (SDM) yang melimpah. Faktor ini harus didukung oleh pengelolaan yang baik dan bertanggung jawab.
Di lihat dari segi kebudayaan dan kaitannya dengan era MEA, Indonesia dihadapkan pada tantangan yang cukup serius. Karena pada era MEA seluruh Negara-negara ASEAN akan bebas keluar masuk Indonesia, dan tidak bisa dipungkiri hal  itu akan berpengaruh pada kebudayaan Indonesia. Dan sudah menjadi tanggung jawab bangsa Indonesia untuk menjaga dan tetap melestarikan keaslian budaya Indonesia, mengapa demikian. Dikarenakan budaya adalah salah satu faktor penting suatu bangsa, budaya adalah identitas suatu bangsa agar dapat dikenal oleh bangsa lain. Dan oleh karena itulah sudah sepantasnya bagi seluruh rakyat Indonesia terus berkontribusi dalam kelestarian budaya Indonesia dalam menghadapi era MEA, dengan tetap memfilter budaya-budaya dari luar secara bijak dan tetap berpedoman pada Pancasila dan budaya Indonesia sendiri. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada era MEA.
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan tonggak penting eksistensi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia pula lah yang mempersatukan beragam etnis dengan berbagai bahasa di Indonesia. Dan pada era MEA dimana Negara-negara anggota ASEAN akan melakukan sistem pasar bebas yang artinya Bahasa internasional akan diterapkan untuk komunikasi antar bangsa lain. Dan sudah kita ketahui bahasa Internasional yang digunakan adalah bahasa Inggris. Hal ini membutuhkan perhatian khusus bagi bangsa dalam menghadapinya. Karena bisa jadi bahasa Indonesia akan terancam eksistensinya, karena era MEA.

Menjaga eksistensi bahasa Indonesia di era MEA sudah menjadi tanggung jawab bersama bagi bangsa Indonesia. Jika pada era MEA nanti kita diharapkan dapat menguasai bahasa Inggris dan dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Namun yang harus kita ketahui bahwa bahasa Indonesia tetaplah identitas kita bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga keasliannya. Karena sebagian besar bangsa anggota ASEAN masih meruapakan rupun bahasa Melayu, tidak menutup kemungkinan pula jika nantinya bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar bangsa-bangsa di era MEA. 

Ananda Yulia

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar