Pages

Pages

Page

Minggu, 15 November 2015

Tantangan Bahasa Indonesia dalam menghadapi era MEA

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi  perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor  budaya dan faktor daya modal.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas  perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN.
Negara-negara yang akan  ikut serta dalam proyek MEA ini antara lain adalah Brunei, Filipina , Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam. MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang adil, dan kawasan yang termasuk ke dalam ekonomi global. Dampak adanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak arus bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Dari gambaran dan dampak MEA di atas sebenarnya ada peluang dari adanya MEA yang bisa diraih Indonesia. Dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Indonesia juga memiliki kesempatan lebih besar untuk memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah.
Dilihat dari beberapa aspek, Indonesia dianggap belum siap dalam  menghadapi era MEA. Aspek utama yang menjadi alasan mengapa Indonesia belum siap menghadapi era MEA adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Ini dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia di Indonesia yang memiliki potensi untuk bersaing dengan Sumber Daya Manusia dari Negara-negara ASEAN lainnya. Namun hal ini bukanlah menjadi penghabat Indonesia untuk menghadapi era MEA. Sudah seharusnya pemerintah mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu caranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Serta meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka menghadapi era MEA.
Di suatu sisi Indonesia cukup berpotensi untuk menhadapi era MEA. Alasanya adalah Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki banyak potensi alam di dalamnya. Jadi pada dasarnya faktor utama yang mendukung Indonesia untuk menghadapi era MEA ini adalah Sumber Daya Alam (SDM) yang melimpah. Faktor ini harus didukung oleh pengelolaan yang baik dan bertanggung jawab.
Di lihat dari segi kebudayaan dan kaitannya dengan era MEA, Indonesia dihadapkan pada tantangan yang cukup serius. Karena pada era MEA seluruh Negara-negara ASEAN akan bebas keluar masuk Indonesia, dan tidak bisa dipungkiri hal  itu akan berpengaruh pada kebudayaan Indonesia. Dan sudah menjadi tanggung jawab bangsa Indonesia untuk menjaga dan tetap melestarikan keaslian budaya Indonesia, mengapa demikian. Dikarenakan budaya adalah salah satu faktor penting suatu bangsa, budaya adalah identitas suatu bangsa agar dapat dikenal oleh bangsa lain. Dan oleh karena itulah sudah sepantasnya bagi seluruh rakyat Indonesia terus berkontribusi dalam kelestarian budaya Indonesia dalam menghadapi era MEA, dengan tetap memfilter budaya-budaya dari luar secara bijak dan tetap berpedoman pada Pancasila dan budaya Indonesia sendiri. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada era MEA.
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan tonggak penting eksistensi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia pula lah yang mempersatukan beragam etnis dengan berbagai bahasa di Indonesia. Dan pada era MEA dimana Negara-negara anggota ASEAN akan melakukan sistem pasar bebas yang artinya Bahasa internasional akan diterapkan untuk komunikasi antar bangsa lain. Dan sudah kita ketahui bahasa Internasional yang digunakan adalah bahasa Inggris. Hal ini membutuhkan perhatian khusus bagi bangsa dalam menghadapinya. Karena bisa jadi bahasa Indonesia akan terancam eksistensinya, karena era MEA.

Menjaga eksistensi bahasa Indonesia di era MEA sudah menjadi tanggung jawab bersama bagi bangsa Indonesia. Jika pada era MEA nanti kita diharapkan dapat menguasai bahasa Inggris dan dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Namun yang harus kita ketahui bahwa bahasa Indonesia tetaplah identitas kita bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga keasliannya. Karena sebagian besar bangsa anggota ASEAN masih meruapakan rupun bahasa Melayu, tidak menutup kemungkinan pula jika nantinya bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar bangsa-bangsa di era MEA. 

Senin, 02 November 2015

Tantangan Bahasa Indonesia Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Informasi dan Globalisasi


Globalisasi adalah suatu kondisi dimana segala sesuatu mengalami perubahan secara global atau mendunia. Globalisasi terjadi karena adanya dorongan dari perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan manusia akan informasi dan pengetahuan menjadi salah satu faktor utama terjadinya era globalisasi. Di era dewasa ini, pengaruh globalisasi telah banyak merubah aspek-aspek kehidupan manusia, mulai dari pola pikir manusia, budaya dan sebagainya.
Perubahan aspek-aspek kehidupan manusia akibat adanya pengaruh globalisasi memang tidak dapat dipungkiri lagi, dan tentu saja ada kaitannya dengan bahasa. Bahasa merupakan suatu sarana atau alat yang digunakan seseorang dalam berkomunikasi dengan sesama, agar orang lain bisa mengerti atau paham dengan maksud dan tujuannya. Bahasa tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam berkomunikasi antar sesama, kita dihadapakan dengan suatu keadaan dimana dalam mengungkapkan sesuatu membutuhkan suatu sarana yaitu bahasa.
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai keanekaragaman suku, bahasa dan budaya. Setiap suku di suatu daerah pasti memiliki bahasa dan budaya sendiri. Oleh karena itu, diperlukan satu bahasa yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia agar dapat berkomunikasi antar masyarakat. Di Indonesia, tentu saja bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Nasional kita yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedudukan bahasa Indonesia dalam sangat penting.
 Namun dalam era globalisasi yang berkembang pesat saat ini tentu saja banyak berdampak pada bahasa atau alat komunikasi lisan. Terutama bahasa indonesia yang menjadi bahasa nasional bangsa Indonesia.  Jumlah penduduk yang banyak mengakibatkan Bahasa Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh era globalisasi..
Seiring berkembangnya waktu, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa Indonesia modern atau yang lebih dikenal dengan bahasa gaul. Struktur kosakata yang tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku menjadi suatu permasalahan bahasa gaul.
Di era globalisasi ini penggunaan bahasa gaul semakin meluas dan terus muncul kosakata-kosakata baru yang membuat eksistensi bahasa Indonesia kian menurun. Tentu saja media- media seperti teelvisi, internet, majalah adalah faktor utama dari rusaknya kebakuan bahasa Indonesia. Pengaruh globalisasi membuat bahasa Indonesia modern dengan cepat menyebar dan memengaruhi kehidupan berbahasa masyarakat kita. Fenomena ini sangat terlihat pada penggunaan bahasa oleh remaja saat ini. Muncunlah istilah bahasa gaul, bahasa alay dan sebagainya.
Bahasa gaul mengandung kosakata-kosakata dari bahasa Indonesia yang telah dirubah sedemikian rupa hingga tidak menggambarkan bahasa Indonesia yang baik dan baku merupakan hal yang harus ditindak lanjuti dengan serius. Karena hal tersebut dapat merusak kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Hal utama yang harus diperhatikan adalah, bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa Indonesia yang seharusnya dijaga. Dan sebagai generasi muda Indonesia sudah seharusnya menyadari tanggung jawab untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia.
Dampak lainnya dari globalisasi adalah mencapur aduk bahasa Indonesia dengan bahasa asing, sebagai contoh remaja masa kini sering berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang tidak murni sepenuhnya bahasa Indonesia baku, namun bahasa Indonesia yang telah tercampur dengan  bahasa asing seperti bahasa Inggris. Hal ini memang tidak dibenarkan dalam kaidah berbahasa Indonesia yang baik. Tapi karena tuntutan era modern, banyak kalangan remaja yang tidak mempedulikan hal tersebut dan meneruskan kebiasaan mereka dalam mencapur aduk bahasa.
Hal utama yang menyebabkan menurunnya kesadaran masyarakat dalam berbahasa Indonesia sesuai kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar memang dampak dari globalisasi. Perkembangan teknologi informasi seperti internet, yang didalamnya ada berbagai macam media sosial dimana sebagian besar masyarakat telah  terjun kedalamnya dan pada akhirnya memicu mereka untuk memakai bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa dan tidak baku.
Di sisi lain terdapat juga dampak positif dari globalisasi terhadap bahasa Indonesia. Kini, Bahasa Indonesia mulai dikenal oleh dunia internasional. Sudah terbukti dengan adanya beberapa Universitas di luar negeri yang mempelajari Bahasa Indonesia. Karena mereka mengaggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik dan kaya akan sejarah dibalik terbentuknya. Hal ini merupakan suatu hal positif yang patut dibanggakan oleh bangsa Indonesia karena dengan demikian pengetahuan masyarakat Internasional terhadap bahasa Indonesia menjadi meningkat. Dan eksistensi bahasa Indonesia tidak hanya di dalam kancah Nasional namun hingga kancah Internasional.
Hal ini juga sekaligus menjadi cambuk bagi bangsa Indonesia agar lebih memepedulikan dan mencintai serta bangga terhadap bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia. Karena bisa kita lihat, bangsa lain yang tidak ikut memiliki bahasa Indonesia, dengan antusias mempelajari bahasa Nasional kita. Namun, pada kenyataannya di Negara kita sendiri kesadaran masyarakat untuk mempelajari bahasa Indonesia secara mendalam masih rendah. Hal  ini merupakan permasalahan yang serius bagi bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia dihadapkan pada tantangan yang cukup serius. Karena pada era globalisasi, budaya asing dengan bebas masuk ke Indonesia tanpa bisa dibendung, dan tidak bisa dipungkiri hal  itu akan berpengaruh pada bahasa Indonesia. Dan sudah menjadi tanggung jawab bangsa Indonesia untuk menjaga dan tetap melestarikan keaslian bahasa Indonesia, karena  bahasa  adalah salah satu faktor penting suatu bangsa, bahasa adalah identitas suatu bangsa agar dapat dikenal oleh bangsa lain.
Dan oleh karena itulah sudah sepantasnya bagi seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda Indonesia untuk  terus berkontribusi dalam kelestarian bahasa Indonesia untuk menghadapi era globalisasi, dengan tetap memfilter budaya-budaya dari luar secara bijak dan tetap berpedoman pada Pancasila. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada era globalisasi.